NAMA : NURIDA CAHYANI
NPM :
11.1.01.10.0259
KELAS : 2G
“ARTIKEL PENDIDIKAN
KARAKTER”
Membentuk siswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan
cepat. Hal tersebut memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk
membuat rentetan keputusan moral yang harus ditindak lanjuti dengan aksi nyata,
sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu
untuk membuat semua itu menjadi kebiasaan dan membentuk watak atau tabiat
seseorang.
Selain itu pencanangan pendidikan karakter tentunya dimaksudkan
untuk menjadi salah satu jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang saat
ini banyak dilihat, didengar, dan dirasakan, yang mana banyak persoalan muncul
yang di indentifikasi bersumber dari gagalnya pendidikan dalam menyuntikkan
nilai - nilai moral terhadap peserta didiknya. Hal ini tentunya sangat tepat,
karena tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun juga
menciptakan insan yang berkarakter kuat. Seperti yang dikatakan Dr. Martin
Luther King, yakni kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan
yang sebenarnya.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan pendidikan
karakter di sekolah. Konsep karakter tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin
dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah, namun harus
lebih dari itu, dijalankan dan dipraktekkan. Mulailah dengan belajar taat
dengan peraturan sekolah, dan tegakkan itu secara disiplin. Sekolah harus
menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah tatanan nilai yang berkembang
dengan baik di sekolah yang diwujudkan dalam contoh dan seruan nyata yang
dipertontonkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam
keseharian kegiatan di sekolah.
Di sisi lain, pendidikan karakter merupakan upaya yang harus
melibatkan semua kepentingan dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah, lingkungan
sekolah, dan juga masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu
dilakukan adalah membangun kembali kemitraan dan jejaring pendidikan yang
kelihatannya mulai terputus antara lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga, dan
masyarakat. Pembentukan dan pendidikan karakter tidak akan berhasil selama
antara lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan. Dengan demikian,
rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan
karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan yang kemudian didukung oleh
lingkungan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang memperkuat proses
pembentukan tersebut.
Di samping itu, tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat.
Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter seseorang. Lingkungan
masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai - nilai
etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab, situasi
kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara
pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka
terbatas pada kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang
sama.
Pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata - mata
pembelajaran pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral,
nilai - nilai etika, estetika, dan budi pekerti yang luhur. Selain itu karakter
yang harus dimiliki siswa diantaranya yaitu kerja sama, disiplin, taat, dan tanggung jawab. Dan yang terpenting
adalah praktekkan dan lakukan dengan disiplin oleh setiap elemen sekolah.
Sekian ! ! !
(^_^) Semoga Bermanfaat (^_^)